Valentine
HARAM
Menjelang Hari Kasih
Sayang atau Hari Valentine yang di peringati setiap tanggal 14 Februari, banyak
sekali orang-orang terutama para muda-mudi yang mempunyai pasangan
mempersiapkan jauh-jauh hari event apa yang akan dilakukan pada saat peringatan
hari Valentine itu, yang konon untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap
pasangannya. Media massa baik cetak maupun elektronik terus mengekspos perayaan
hari valentine, pusat perbelanjaan sibuk mendekor agar sesuai dengan tema hari
kasih sayang. Warna pink menghiasi setiap sudut pusat perbelanjaan dan tak lupa
coklat selalu hadir menyemarakan hari kasih sayang ini, sekaligus menjadi simbol kasih sayang di hari valentine.
Kita sebagai umat islam
tentu dalam bertindak harus tahu hukum dari tindakan yang akan kita lakukan.
Apakah itu Halal? Haram? Sunah? Makruh? atau Mubah?. Lalu bagaimanakah
pandangan islam dalam menyikapi Hari Valentine ini? Mari kita simak penjelasan
yang semoga memberi pencerahan kepada kita agar kita senantiasa berada di jalan
yang diridhoi oleh ALLAH SWT. Amin
Valentine HARAM. Itulah fatwa yang baru
saja dilontarkan oleh pihak MUI. Sebenarnya bukan hanya MUI saja, para Ulama
diseluruh dunia juga sepakat Valentine adalah haram dan merayakannya adalah
perbuatan menodai agama dan berdosa.
Kenapa Valentine diharamkan
? kita coba tilik dari segi sejarah dan fungsi dari valentine ini.
Dari namanya saja,
perayaan Hari Kasih Sayang ini serasa memiliki perpaduan sebuah tradisi yang
bernuansa Kristiani dan Roma kuno. Ada beberapa versi mengenai legenda dari
sosok Valentine ini.
1. Dahulu, seorang pemimpin agama Katolik bernama
Valentine bersama rekannya Santo Marius secara diam-diam menentang pemerintahan
Kaisar Claudius II (268 – 270 M). kala itu. Pasalnya, kaisar tersebut
menganggap bahwa seorang pemuda yang belum berkeluarga akan lebih baik
performanya ketika berperang. Ia melarang para pemuda untuk menikah demi
menciptakan prajurit perang yang potensial. Valentine tidak setuju dengan
peraturan tersebut. Ia secara diam-diam tetap menikahkan setiap pasangan muda yang
berniat untuk mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Hal ini dilakukannya
secara rahasia. Lambat laun, aksi yang dilakukan oleh Valentine pun tercium
oleh Claudius II. Valentine harus menanggung perbuatannya. Ia dijatuhi hukuman
mati pada tanggal 14 Februari 270 M. Ada sebuah sumber yang menceritakan bahwa
ia mati karena menolong orang-orang Kristen melarikan diri dari penjara akibat
penganiayaan. Dalam legenda ini, Valentine didapati jatuh hati kepada anak
gadis seorang sipir, penjaga penjara. Gadis yang dikasihinya senantiasa setia
untuk menjenguk Valentine di penjara kala itu. Tragisnya, sebelum ajal tiba
bagi Valentine, ia meninggalkan pesan dalam sebuah surat untuknya. Ada tiga
buah kata yang tertulis sebagai tanda tangannya di akhir surat dan menjadi
populer hingga saat ini—-‘From Your Valentine. Ekspresi dari perwujudan cinta
Valentine terhadap gadis yag dicintainya itu masih terus digunakan oleh
orang-orang masa kini. Akhirnya, sekitar 200 tahun sesudah itu, Paus Gelasius
meresmikan tanggal 14 Febuari tahun 496 sesudah Masehi sebagai hari untuk
memperingati Santo Valentine.
2. Valentine dimulai pada zaman Roma kuno tanggal
14 Febuari. Ini merupakan hari raya untuk memperingati Dewi Juno. Ia merupakan
ratu dari segala dewa dan dewi kepercayaan bangsa Roma. Orang Romawi pun
mengakui kalau dewi ini merupakan dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan. Dan
sehari setelahnya yaitu tanggal 15 Februari merupakan perayaan Lupercalia.
3. Ketika agama nashrani tersebar di Eropa,
di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para
pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan
bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam
sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut,
dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga
mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “Dengan nama Tuhan Ibu, saya kirimkan
kepadamu kartu ini.” Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para
pendeta memutuskan mengganti kalimat “Dengan nama Tuhan Ibu” dengan kalimat
“Dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut
dengan agama Nashrani.
4. St.Valentine ditanya tentang Atharid,
Tuhan perdagangan, kefasihan, makar dan pencurian, dan Jupiter, Tuhan orang
Romawi yang terbesar. Maka dia menjawab Tuhan-Tuhan tersebut buatan manusia dan
bahwasanya Tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al Masih. Bahkan saat ini beredar
kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap
terbang mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang
sebenarnya merupakan lambang Tuhan cinta bagi orang-orang Romawi.
5. Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic
Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga “martir”
atau santo (orang suci) yang berbeda:
seorang pastur di Roma
seorang uskup Interamna (modern Terni)
seorang “martir” di provinsi Romawi
Africa.
Koneksi antara ketiga ““martir”” ini dengan hari
raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496,
menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai “martir”-”martir”
ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo
Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal
ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15
Februari.
Tentang siapa sesungguhnya Santo
Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih
berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang
meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang
mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil
siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah
diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Tetapi sejak abad 16 M, ‘upacara keagamaan’
tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi ‘perayaan bukan
keagamaan’. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih
sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15
Februari. Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta
‘supercalis’ kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan
upacara kematian St. Valentine sebagai ‘hari kasih sayang’ juga dikaitkan
dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu ‘kasih sayang’ itu mulai bersemi
‘bagai burung jantan dan betina’ pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad
pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti ‘galant atau cinta’.
Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa
sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari.
Dengan berkembangnya zaman, seorang ‘martyr’ bernama St. Valentino mungkin akan
terus bergeser jauh pengertiannya (jauh dari arti yang sebenarnya).
Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui
dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal
Valentine lewat(melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar
kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar
belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
IKUT MENGAKUI YESUS SEBAGAI TUHAN
Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak
remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk
mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang
mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang
mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan
mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ”
demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan
seperti itu?
Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah
pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus
sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula
secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi
Kristiani tersebut, apa pun alasanya.
Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan
merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan
menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan
sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan
musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat
ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk
dari kaum tersebut, ” Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan
oleh Tirmidzi.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga
berkata,
“Memberi selamat atas acara ritual orang kafir
yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram.
Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan,
“Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak
sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia
telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah.
Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di
sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum
khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam
suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah
menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah. ”
Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah
ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan
Nasrani,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu);
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di
antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.” QS. 5 Maa'idah:51
Wallahu’alam bishawab.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa
moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau
animisme belaka yang berusaha merusak ‘akidah’ muslim dan muslimah sekaligus
memperkenalkan gaya hidup Non Islami dengan kedok percintaan(bertopengkan
percintaan), perjodohan dan kasih sayang.
Kampanye
anti valentine day
Atas dasar fakta diatas dan diatas landasan niat untuk
membentengi akhlak generasi muda kita maka sudah sewajarnya setiap ummat Islam
mengambil peran penting untuk turut mengkampanyekan gerakan anti valentine day
dan secara khusus menyerukan kepada pemuda pemudi Islam untuk tidak terlibat
dalam acara kasih sayang dan percintaan ala valentine’s day.
Di sejumlah negara Islam belakangan ini muncul gerakan
terbuka untuk menolak peringatan valentine day, di Mesir beberapa kalangan
ummat Islam menyerukan untuk merubah Valentine’s Day dengan Muhammad Day. Seruan
ini disampaikan di sejumlah situs internet baik website maupun blog. Mereka
menyerukan pembenahan pemahaman cinta dengan pemahaman yang benar sesuai dengan
ajaran Rasulullah Muhammad SAW. Seruan ‘Muhammad Day’ ini juga
disebarkan secara meluas melalui pesan elektronik (e-mail) dan pesan singkat
ponsel (sms). Gagasan Muhammad Day semata – mata bertujuan sebagai gerakan
insidental kampanye anti valentine day yang otomatis tidak diagendakan untuk
dilakukan setiap tahun.
Siapapun bisa menjadi bagian dari gerakan anti
valentine day dengan menyebarkan pernyataan singkat dibawah ini melalui pesan
singkat (sms) :
“Stop kemaksitan dan kekufuran berjubah valentine
day, mari kita benahi pemahaman tentang cinta dan kasih sayang yang benar
sesuai dengan ajaran Islam dan tuntunan Rasulullah Muhammad SAW”.
Akhirnya, berdasar fakta negatif dan nuansa
kemaksitan dan kekufuran yang terselubung dan merebak melalui peringatan hari
valentine maka marilah kita secara bersama -sama satukan tekad “HAPUSKAN
VALENTINE’S DAY SEKARANG JUGA !!!”
Hukum Merayakan Hari Valentine
Saat ini banyak ABG muslimah yg terkena penyakit
ikut-ikutan dan mengekor pada budaya Barat atau nashrani akibat pengaruh TV dan
media massa lainnya. Termasuk pula dalam hal ini perayaan Hari Valentine yg pada
dasarnya adl mengenang kembali pendeta St. Valentine.
Keinginan utk ikut-ikutan memang ada dalam diri
manusia akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yg
diikuti berbeda dgn kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila
mengikuti dalam perkara akidah ibadah syi’ar dan kebiasaan. Padahal Rasululllah
SAW. Telah melarang utk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam
“Barangsiapa meniru suatu kaum maka ia termasuk dari kaum tersebut”.
Bila dalam merayakannya bermaksud utk mengenang
kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir adapun bila
ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yg besar.
Ibnul Qayyim berkata “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yg khusus
bagi mereka telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi
selamat atas hari raya dan puasa mereka dgn mengucapkan “Selamat hari raya
! ” dan semisalnya.
Bagi yg mengucapkannya kalaupun tidak sampai pada
kekafiran paling itu itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi
selamat atas perbuatan mereka yg menyembah salib. Bahkan perbuatan tersebut lbh
besar dosanya di sisi Allah dan lbh dimurkai daripada memberi selamat atas
perbuatan minum khamar atau membunuh.
Banyak orang yg kurang mengerti agama terjerumus
dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti
orang yg memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat bid’ah ataui
kekufuran maka ia telah menyiapkan diri utk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan
Allah”.
Abu Waqid ra. meriwayatkan Rasulullah SAW. Saat
keluar menuju perang Khaibar beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang
Musyrik yg disebut dgn Dzaatu Anwaath biasanya mereka menggantungkan
senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah SAW. berkata
“Wahai Rasulullah buatkan utk kami Dzaatu Anwaath sebagaimana mereka
mempunyai Dzaatu Anwaath .”
Maka Rasulullah SAW. bersabda “Maha Suci
Allah ini seperti yg diucapkan kaum Nabi Musa ‘Buatkan utk kami tuhan
sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan’ Demi Dzat yg jiwaku di tangan-Nya
sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yg ada sebelum kalian
.” .
Adalah wajib bagi tiap orang yg mengucapkan dua
kalimat syahadat utk melaksanakan wala’ dan bara’ yg merupakan dasar akidah yg
dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan
membenci orang-orang kafir memusuhi dan menyelisihi mereka. Serta mengetahui
bahwa sikap seperti ini didalamnya terdapat kemaslahatan yg tidak terhingga
sebaliknya gaya hidup yg menyerupai orang kafir justru mengandung kerusakan yg
lbh banyak.
Lain dari itu mengekornya kaum muslimin terhadap
gaya hidup mereka akan membuat mereka senang lagi pula menyerupai kaum kafir
dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah SWT telah berfirman yg
artinya “
Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan nashrani menjadi pemimpin-pemimpin ;
sebahagian mereka adl pemimpin bagi sebahagian yg lain. Barangsiapa di antara
kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yg zalim.”
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yg
beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dgn orang-orang yg
menentang Allah dan Rasul-Nya.”
“Dan janganlah belas kasihan kepada
kedua pezina tersebut mencegah kamu utk agama Allah jika kamu beriman kepada
Allah dan hari akhirat.”
Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah;
ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah As-Sunnah. Tidak
ada suatu bid’ah pun yg dihidupkan kecuali saat itu ada suatu sunnah yg
ditinggalkan. Dampak buruk lainnya bahwa dgn mengikuti mereka berarti
memperbanyak jumlah mereka mendukung dan mengikuti agama mereka padahal seorang
muslim dalam tiap raka’at shalatnya membaca
“Tunjukilah kami jalan yg lurus jalan
orang-orang yg telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka; bukan mereka yg
dimurkai dan bukan mereka yg sesat.” .
Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar
ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yg mukmin dan dijauhkan darinya jalan
golongan mereka yg sesat dan dimurkai namun ia sendiri malah menempuh jalan
sesat itu dgn sukarela.
Ada seorang gadis mengatakan bahwa ia tidak
mengikuti keyakinan mereka hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus
memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yg memperingatinya.
Ini adl suatu kelalaian padahal sekali lagi perayaan ini adl dari ritual agama
lain !
Hadiah yg diberikan sebagai ungkapan cinta adl
sesuatu yg baik namun bila dikaitkan dgn pesta-pesta Kristiani dan
tradisi-tradisi Barat akan mengakibatkan terobsesi oleh budaya dan gaya hidup
mereka.
Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah
sesuatu yg sepele tetapi lbh mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yg
tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita
sehingga kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.
Alhamdulillah kita mempunyai pengganti yg jauh
lbh baik dari itu semua sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka.
Diantaranya bahwa dalam pandangan kita seorang ibu mempunyai kedudukan yg agung
kita bisa mempersembahkan ini kepadanya dari waktu ke waktu demikian pula utk
ayah saudara suami? dst tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yg
dirayakan oleh orang-orang kafir.
Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita
penuh dgn kecintaan dan kasih sayang yg tulus yg menjadi jembatan utk masuk ke
dalam sorga yg hamparannya seluas langit dan bumi yg disediakan bagi
orang-orang yg bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golonga
orang-orang yg disebutkan
“Kecintaan-Ku adl bagi mereka yg saling mencintai krn
Aku yg saling mengunjungi krn Aku dan yg saling berkorban krn Aku”
Referensi :
muzakarah.tripod.com/valentine1.html
isrona.wordpress.com/2007/02/18/sejarah-hari-valentine/
www. eramuslim.com
update :
Maaf, kalo ini juga “sangat” telat, sebenarnya hukum
tersebut diatas (kufur/murtad) apabila merasa senang (mail) pada agamanya, atau
bermaksud menyerupai mereka dalam syiar kekufuran, maka hukumnya kafir. Kalau
menyerupai dalam syariat hari rayanya (seperti fatwa MUI) hukumnya haram, dan
bila hanya ketepatan saja hukumnya makruh.
Rujukan :
Alfatawie al-Kubro 4 hal. 238-239
Bughyatul Musytarsyidien 284
Al amru bil-ittiba’ 48
Mughnil
Muhtaj 3 hal 26
Postingan ini sebenarnya bukan untuk menyudutkan agama
lain atau merendahkannya, cuma “mengingatkan” saudara saya se-Iman agar tidak
terpengaruh budaya yang bertentangan dengan syariat Islam. Jadi kalau ada
suadara non-muslim yang merasa terganggu dengan postingan ini mohon maaf (
kalau “menyinggung” perasaan )
Sumber : www.islamterbuktibenar.NET
(dengan perubahan seperlunya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar